KRETINISME
RIZKA NURDIANI
SINTAN
1110711011
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS
PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA
2012-2013
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul KRETINISME” tepat pada
waktunya.
Penulisan makalah ini merupakan
penugasan dari mata kuliah blok Sistem Endokrin. Penulis mengucapkan terima
kasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan sarannya dalam pembuatan
makalah ini dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dan membantu dalam
pembuatan makalah ini, serta rekan-rekan lain yang membantu pembuatan makalah
ini.
Penulis berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
guna memberikan sifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna mengingat penulis masih
tahap belajar dan oleh karna itu mohon maaf apabila masih banyak kesalahan dan
kekurangan di dalam penulisan makalah ini.
Jakarta, Oktober 2013
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kreatnisme
merupakan suatu kondisi akibat hipotiroidisme ekstrem yang diderita selama
kegidupan janin, bayi, atau kanak-kanak dan terutama ditandai dengan agalnya
pertumbuhan tubuh anak tersebut dan retardasi mental. Kreatisme disebabkan oleh
ganggan pertumbuhan kelenjar tiroid secara kongenital ( kreatinisme kongenital
), karena kelenjar tiroid gagal memproduksi hormon tiroid akibat defisiensi
genetik pada kelenjar, atau karena kurangnya yodium pada diet ( kreatinisme
endemik )
1.2 Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum
Tujuan
dalam pembuatan makalah ini secara umum adalah untuk membantu mahasiswa dalam
mempelajari tentang anatomi dan fisiologi sistem endokrin dan asuhan keperawatan
dengan pasien Kretinisme.
b. Tujuan Khusus
Supaya mahasiswa mengetahui pengertian,
penyebabnya, manifestasi klinis dll. Serta asuhan keperawatannya.
1.3 Metode Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini penulis
menggunakan metedologi penulisan berdasarkan:
a.
Mengumpulkan dari
litelatur buku
dan internet
b.
Berdiskusi dengan teman
kelompok dan teman beda kelompok
1.4 Sistematika
Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
2.
Tujuan Penulisan
3.
Metode Penulisan
4.
Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Anatomi
dan Fisiologi
A.
ANATOMI FISIOLOGI
SISTEM ENDOKRIN
Kelenjar endokrin atau kelenjar buntu adalah
kelenjar yang mengirim hasil sekresinya langsung ke dalam darah yang beredar
dalam jaringan dan menyekresi zat kimia yang disebut hormon. Hormon adalah zat
yang dilepaskan ke dalam aliran darah dari suatu kelenjar atau organ yang
mempengaruhi kegiatan di dalam sel.
Adapun fungsi kelenjar endokrin adalah
sebagai berikut :
1) Menghasilkan hormon
yang dialirkan kedalam darah yang yang diperlukan oleh jaringan tubuh tertentu.
2) Mengontrol
aktivitas kelenjar tubuh
3) Merangsang
aktivitas kelenjar tubuh
4) Merangsang pertumbuhan
jaringan
5) Mengatur
metabolisme, oksidasi, meningkatkan absorbsi glukosa pada usus halus
6) Memengaruhi
metabolisme lemak, protein, hidrat arang, vitamin, mineral, dan air.
Kelenjar
tanpa saluran atau kelenjar buntu digolongkan bersama dibawah nama organ
endokrin, sebab sekresi yang dibuat tidak meninggalkan kelenjarnya melalui satu
saluran, tetapi langsung masuk ke dalam darah yang beredar didalam jaringan
kelenjar. Kata ‘’endokrin’’ berasal dari bahasa yunani yang berarti ‘’ sekresi
ke dalam’’, zat aktif utama dari sekresi interna disebut hormon, dari kata
yunani yang berarti merangsang. Beberapa organ endokrin yang menghasilkan suatu
hormon tunggal, sedangkan yang lain menghasilkan dua atau beberapa jenis
hormon, misalnya klenjar hipofisis menghasilkan beberapa jenis hormon yang
mengendalikan kegiatan banyak organ lain: karnaitulah kelenjar hipofisis
dilukiskan sebagai ‘’kelenjar pimpinan tubuh’’.
1. Beberapa
organ endokrin:
2. Kelenjar
hipofisis, lobus anterior dan posterior
3. Kelenjar
tiroid dan paratiroid
4. Kelenjar
suprarenal ,korteks dan medula.
5. Kelenjar
timus dan barangkali juga badan pineal.
Pembentukan
sekresi interna adalah suatu fungsi penting, juga pada organ dan kelenjar lain,
seperti insulin dari kepulauan Langerhans di dalam pankreas, gastrin didalam
lambung, ustrogen dan progresteron di dalam ovarium, dan testoteron di dalam
testis.
Pengetahuan
tentang fungsi kelenjar-kelenjar
didapati dengan mempelajari efek dari penyakit yang ada didalamnya dan hal ini
biasanya dapat diterangkan sebagai akibat produksi terlalu banyak atau terlalu
sedikit hormon yang diperlukan.
a.
Hipotalamus
Hipotalamus terletak tepat dibawah talamus dean dibatasi oleh
sulkus hipotalamus. Hipotalamus berlokasi didasar diensepalon dan sebagian
dinding lateral ventrikel III. Hipotalamus meluas kebawah sebagai kelenjar
hipofiseyng teletak didalam sela tusika os sfenoid.
Fungsi utamanya , antara lain:
Ø Pusat integrasi
susunan saraf otonom
a) Regulasi temperatur
b) Keseimbangan cairan
dan elektrolit
c) Integrasi siklus
bangun tidur
d) Mengontrol intake
makanan
e) Respon tingkah laku
terhadap emosi
f) Pengaturan/
pengontrolan endokrin
g) Respon seksual
b.
Kelenjar
Hipofisis
Kelenjar
hipofisis terletak didasar tengkorak, didalam fosa hipofisis tulang sfenoid.
Kelenjar itu terdiri atas dua lobus, yaitu anterior dan posterior , dan bagian
diantara kedua lobus adalah pars intermedia. Untuk memudahkan mempelajari
fungsinya maka dipandang dua bagian, yaitu lobus anterior dan posterior.
Lobus aterior kelenjar
hipofisis menghasilkan sejumlah hormon yang bekerja sebagai zat pengendali
produksi sekresi dari semua organ endokrin lain.
a. Hormon
pertumbuhan (hormon somatotropik) mengendalikan pertumbuhan tubuh.
b. Hormon
tirotropik mengendalikan kegiatan kelenjar tiroid dalam menghasilkan tiroksin.
c. Hormon
adrenokortikotropik (ACTH) mengendalikan kegiatan kelenjar suprarenal dalam
menghasilkan kortisol yang berasal dari korteks kelenjar suprarenal ini.
d. Hormon
gonadotropik
e. Hormon
perangsang polikel, (follicle –stimulating hormon-FSH) merangsang perkembangan
folikel graaff didalam ovarium dan pembentukan spermatozoa didalam testis.
f. Luteinising hormon (LH) atau
interstitial-cell-stimulating-hormon (ICSH) mengendalikan sekresi estrogen dan
progresteron didalam ovarium dan testosteron didalam testis.
g. Hormon
ke tiga dari hormon gonagotropik ini adalah leteotropin atau rolaktin,
mengendalikan sekresi air susu dan mempertahankan adanya korpus luteum selama
hamil.
Lobus posterior
kelenjar hipofisis mengeluarkan sekret dua jenis hormon : hormon antidiuretik
(ADH) mengatur jumlah air yang melalui ginjal,sedangkan hormon oksitosik
merangsang kontraksi uterus sewaktu melahirkan bayi dan mengeluarkan asi
sewaktu menyusui.
c.
Kelenjar
Tiroid
Kelenjar
tiroid terdiri atas dua buah lobus Yang teletak disebelah kanan dan kiri
trakea, dan ikat bersanma oleh secarik jaringan tiroid yang disebut ismus
tiroid dan melintasi trakea disebelah depannya.
Struktur
kelenjar tiroid terdiri atas sejumlah besar vesikel yang dibatasi epitelium
silinder, mendapat persediaan darah berlimpah, dan yang disatukan jaringan
ikat. Sel itu mengeluarkan sekret cairan yang bersifat lekat yaitu koloida
tiroid, yang mengandung zat senyawa yodium; zat aktif yang utama dari senyawa
yodium ini ialah hormon tiroxin. Sekret ini mengisi vesikel dan dari sini
berjalan ke aliran darah baik langsung maupun melalui saluran limpe.
Fungsi. Sekresi
tiroid diatur sebuah hormon dari lobus anterior kelenjar hipopisis yaitu hormon
tirotropik. Fungsi kelenjar tiroid sangat erat bertalian dengan kegiatan
metabolik dalam hal pengaturan susunan kimia dalam jaringan, bekerja sebagai
perangsang proses oksidasi, mengatur penggunaan oksigen, dan dengan sendirinya
mengatur pengeluaran karbondioksida.
Hiposekresi
(hipotiroidisma). Bila kelenjar tiroid kuramh mengeluarkan sekret pada waktu
bayi maka mengakibatkan suatu keadaan yang dikenal sebagai kreatinisme, berupa
hambatan pertumbuhan mental dan fisik. Pada orang dewasa, kekurangan sekresi
mengakibatkan mixsudema; proses metabolik mundur dan dapat kecenderungan untuk
bertambah berat, gerakannya lamban,cara berpikir dan berbicara lamban, kulit
menjadi tebal dan kering, serta rambut rontok dan menjdi jarang. Suhunbadan
dibawah normal dan denyut nadi perlahan.
Hipersekresi.
Pada pembesaran kelenjar dan penambahan sekresi yang disebut hipertiroidisma,
semua simtomnya kabilikan dari mixsudema. Kecepatan metabolisme naik dan suhu
tubuh dapat lebih tinggi dari normal. Pasien turun beratnya, gelisah dan mudah
marah, kecepatan denyut nadi naik, kardiac output bertambah dan simtom kardio
vaskuler mencangkup vibrilasi atrium dan kegagalan jantung.
Pada keadaan yang
dikenal sebagai penyakit Grave atau gondok eksoftalmus, tampak mata menonjol ke
luar. Efek ini disebabkan terlampau aktifnya hormon tiroid. Adakalanya tidak
hilang dengan pengobatan.
Kelenjar
tiroid menghasilkan hormon-hormon sbb :
1) Tri-iodo-tironin(T3)
dan Tiroksin (T4), berguna untuk merangsang metabolisme zat, katabolisme
protein, dan lemak. Juga meningkatkan produksi panas merangsang sekresi hormon
pertumbuhan, dan mempengaruhi perkembangan sel-sel saraf dan mental pada balita
dan janin. Kedua hormon ini biasa disebut dangan satu nama,yaitu hormon
tiroid.
2) Kalsitonin :
menurunkan kadar kalsium plasma, denagn meningkatkan jumlah penumpukan kalsium
pada tulang.
d.
Kelenjar
Paratiroid
Di setiap sisi kelenjar
tiroid terdapat 2 kelenjar kecil yaitu kelenjar paratiroid, didalam leher.
Sekresi paratiroid yaitu hormon paratiroid, mengatur metabolisme zat kapur dan
mengendalikan jumlah zat kapur didalam darah dan tulang.
Fungsi kelenjar paratiroid :
1) Memelihara konsentrasi
ion kalsium yang tetap dalam plasma
2) Mengontrol ekskresi
kalsium dan fosfat melalui ginjal
3) Mempercepat
absorbsi kalsium di intestin
4) Kalsium berkurang,
hormon para tiroid menstimulasi reabsorpsi tulang sehingga menambah kalsium
dalam darah
5) Menstimulasi dan
mentransport kalsium dan fosfat melalui membran sel
Kelenjar ini menghasilkan hormon yang sring
disebut parathormon, yang berfungsi meningkatkan resorpsi tulang, meningkatkan
reorpsi kalsium, dan menurunkan kadar kalsium darah.
Hipoparatiroidisma,
yaitu kekurangan kalsium dalam isi darah atau hipoklasemia, mengakibatkan
keadaan yang disebut tetani, dengan gejala khas kejang dan konvulsi, khususnya
pada tangan dan kaki yang disebut karpopedal spasmus; simtom-simtom ini dapat
cepat diringankan dengan pemberiaan kalsium.
Hiperparatiroidisma
atau over-aktivitas kelenjar, biasanya ada sangkutpautnya dengan pembesaran
(tumor) kelenjar. Keseimbangan distribusi kalsium terganggu, kalsium
dikeluarkan kembali dari tulang dan dimasukan kembali kedalam serum darah,
dengan akibat terjadinya penyakit tulang dengan tanda-tanda khas beberapa
bagian keropos, yang dikenal sebagai osteitis vibrosa sistik, karena terbentuk
kista pada tulang. Kalsiumnya diendapkan didalam ginjal dan dapat menyebabkan
batu ginjal dan kegaglan ginjal.
e.
Kelenjar
Timus
Kelenjar
timus terletak didalam thorak, kira-kira pada ketinggian bifurkasi trakea.
Warnanya kemerah-merahan dan terdiri atas dua lobus. Pada bayi yang baru lahir
sangat kecil dan beratnya kira-kira 10gr atau lebih sedikit. Ukurannya
bertambah, pada masa remaja beratnya dari 30 sampai 40gr, dan kemudian mengerut
lagi. Fungsinya belum diketahui, tetapi diperkirakan ada hubungannya dengan
produksi antibodi.
f.
Kelenjar
Adrenal
`kelenjar
adrenal atau kelenjar suprarenalis terletak diatas kutub sebelah atas setiap
ginjalnya. Krlrnjar adrenal terdiri atas bagian luar yang berwarna kekuning-
kuningan yang disebut korteks dan yang menghasilkan kortisol (hidrokortisol),
dengan rumus yang mendekati kortisol, dan atas bagian medula disebelah dalam
yang menghasilkan adrenalin (epifirin) dan noradrenalin (nerepifirin).
Zat-zat
tadi disekresikan dibawah pengendalian sistem persyarafansimpatis. Swkresinya
bertambah,dalam keadaan emosi,seperti marah dan takut, serta dalam keadaaan
asfiksia dan kelaparan. Pengeluaran yang bertambah itu menaikan tekanan darah
guna melewan syok yang disebabkan kegentingan ini. Noradrenalin menaikan
tekanan darah dengan jalan merangsang serabut otot didalam dinding pembulu
darah untuk berkontraksi. Adrenalin membantu metabolisme kharbohidrat dengan
jalan menambah pengeluaran glukosa dari hati. Beberapa hormon terpenting yang
disekresikan korteks adrenal adalah hidrokrtison,aldosteron, dan koltikosteron,
yang semuanya bertalian erat dengan metabolisme pertumbuhan , fungsi ginjal dan
tonus otot. Semua fungsi ini menentulkan fungsi hidup. Pada insufisiansi
adrenal ( penyakit addison) , pasien menjadi kurus dan tampak sakit dan makin
lemah , terutama karena tidakn adanya hormon ini, sedangkan ginjal gagal
menyimpan natrium, karena mengeluarkan natrium dalam jumlah terlampau besar.
Penyakit ini diobati dengan kortison.
g.
Kelenjar
pinealis
Berbentuk
kecil merah seperti buah cemara dan terletak dekat korpus kolosum. Fungsinya
belum terang. Kelenjar lai yang menghasilkan sekresi interna penting adalah
pankreas dan kelenjar kelamin.
h.
Kelenjar Pankreas
Kelenjar ini terdapat di belakang lambung
didepan vertebra lumbalis I dan II. Sebagai kelenjar eksokrin akan
menghasilkan enzim-enzim pencernaan ke dalam lumen duodenum.
Sedangkan Sebagai endokrin terdiri dari pulau-pulau Langerhans, menghasilkan
hormon. Pulau langerhans berbntuk oval dan tersebar diseluruh pankreas. Fungsi
pulau langerhans sebagai unit sekresi dalam pengeluaran homeostatik nutrisi,
menghambat sekresi insulin, glikogen dan polipeptida. Pada manusia, mengandung
4 macam sel, yaitu :
1. sel A (atau α)
: menghasilkan glukagon
2. sel B (atau β)
: menghasilkan insulin
3. sel D (atau γ)
: menghasilkan somatostatin
4. sel F (sgt kecil) :
menghasilkan polipeptida pankreas
Hormon insulin berguna untuk menurunkan
gula darah, menggunakan dan menyimpan karbohidrat. Glukagon berfungsi untuk
menaikan glukosa darah dengan jalan glikolisis. Sedangkan somatostatin berguna
menurunkan glukosa darah dengan melepaskan hormon pertumbuhan dan glukagon.
i.
Kelenjar Kelamin
Dibagi menjadi 2, yaitu kelamin pria (
testis ) dan kelamin wanita ( ovarium ). Testis terletak di skrotum dan
menghasilkan hormon testosteron. Hormon ini berfungsi dalam mengatur
perkembangan ciri seks sekunder, dan merangsang pertumbuhan organ kelamin pria.
Sedangkan ovarium terdapat pada samping kiri dan kanan
uterus, yang menghasilkan esterogen dan progesteron. Fungsi estrogen adalah
pematangan dan fungsi siklus haid yang normal. Sedangkan fungsi hormon
progesteron adalah pemliharaan kehamilan
2.2 Definisi
Kretinisme adalah suatu kelainan hormonal pada anak-anak
yang terjadi akibat
kurangnya hormon tiroid . Penderita kelainan ini mengalami kelambatan dalam
perkembangan fisik maupun mental.
Kreitinisme
adalah kurangnya kelenjar pituitary mensekresi HGH, sehingga berdampak pada fisik
anak- anak.
Kretinisme
adalah suatu kelainan hormonal pada anak-anak. Ini terjadi akibat kurangnya
hormon tiroid. Penderita kelainan ini mengalami kelambatan dalam
perkembangan fisik maupun mentalnya. Kretinisme dapat diderita sejak lahir atau pada
awal masa kanak-kanak (Adrian, 2011).
Kretinisme yaitu
perawakan pendek akibat kurangnya hormon tiroid dalam tubuh
(Qeeya, 2010).
2.3
Etiologi
a.
Kekurangan yodium
b.
Kekurangan hormon tiroid
c.
Pemakaian obat-obatan anti tiroid oleh ibu hamil (maternal)
d.
Tiroiditis hashimoto
e.
Sindroma-sindroma dengan salah satu gejala perawakan pendek
misalnya sindroma truner
f.
Penyakit-penyakit kronis yang menyebabkan malnutrisi dalam
perkembangan penyakitnya.
factor di luar hormonal diatas yaitu :
a. Sindrom
Acushing
b. Pseudihipoparatiroidisme
c. Perawakan
pendek konstitusional
d. Perawakan
pendek genetic
e. Retardasi
pertumbuhan dalam janin
f. Sindroma-sindroma
dengan salah satu gejala perawakan pendek misalnya sindroma turner dll.
g. Penyakit-penyakit
kronis yang menyebabkan malnutrisi dalam perkembangan penyakitnya.
2.4
Patofisiologi
Kecepatan pertumbuhan tidak
berlangsung secara kontinyu selama masa pertumbuhan, demikian juga
faktor-faktor yang mendorong pertumbuhan. Pertumbuhan janin, tampaknya sebagian
besar tidak bergantung pada control hormon, ukuran saat lahir terutama
ditentukan oleh faktor genetik dan lingkungan. Faktor hormon mulai berperan
penting dalam mengatur pertumbuhan setelah lahir. Faktor genetik dan nutrisi
juga sangat mempengaruhi pertumbuhan pada masa ini.
Kelenjar tiroid yang bekerja dibawah
pengaruh kelenjar hipofisis, tempat diproduksinya hormon tireotropik. Hormone
ini mengatur produksi hormone tiroid, yaitu tiroksin (T4) dan triiodo-tironin
(T3). Kedua hormone tersebut dibentuk dari monoiodo-tirosin dan diiodo-tirosin.
Untuk itu diperlukan dalam proses metabolic didalam badan, terutama dalam
pemakaian oksigen. Selain itu juga merangsang sintesis protein dan mempengaruhi
metabolisme karbohidrat, lemak dan vitamin. Hormon ini juga diperlukan untuk
mengolah karoten menjadi vitamin A. Hormone tiroid esensial juga sangat penting
untuk pertumbuhan tetapi ia sendiri tidak secara langsung bertanggung jawab
menimbulkan efek hormone pertumbuhan. Hormone ini berperan permisif dalam
mendorong pertumbuhan tulang, efek hormone pertumbuhna akan maksimum hanya
apabila terdapat hormone tiroid dalam jumlah yang adekuat. Akibatnya, pada anak
hipotiroid pertumbuhan akan terganggu, tetapi hipersekresi hormone tiroid tidak
menyebabkan pertumbuhan berlebihan. Tiroksin mengandung banyak iodium. Kekurangan iodium dalam makanan dalam
waktu panjang mengakibatkan pembesaran kelenjar gondok karena kelenjar ini
harus bekerja keras untuk membentuk tiroksin. Kekurangan tiroksin menurunkan
kecepatan metabolisme sehingga pertumbuhan lambat dan kecerdasan menurun. Bila
ini terjadi pada anak-anak mengakibatkan kretinisme

2.5
Klasifikasi
Kretinisme ada bermacam-macam bentuk dan stadiumnya, seperti :
1. Kretin Endemik
Kretin ini pun terbagi dalam beberapa klasifikasi :
(a)
Kretin Tipe Nervosa
Gambaran yang tipikal
dari kretin nervosa adalah sbb: Retardasi mental yang sangat berat: Gangguan
pendengaran dan bisu-tuli. Sindroma paresis sistem piramidalis, khususnya
tungkai bawah: hipertonia, klonus, refleks plantaris. Kadang-kadang disertai
sindroma ekstrapiramidalis. Sikap berdiri dan cara berjalan khas, spastik dan
ataksik. Pada kasus yang sangat berat bahkan tidak mampu berdiri.
(b)
Kretin tipe miksedematosa
Ciri-ciri klinik kretin
tipe ini adalah: Retardasi mental, namun derajatnya lebih ringan dibanding
kretin nervosa. Tanda-tanda hipotiroidi klinik: Tubuh sangat pendek (cebol),
miksedema, kulit kering, rambut jarang, perkembangan seksual terlambat. Juga
terdapat gangguan neurologik seperti spastisitas tungkai bawah, refleks
plantaris, dan gangguan gaya berjalan. Kretin jenis ini banyak terdapat di
Republik Demokrat Kongo (RDK) sebab di sana ada faktor lain yang mempengaruhi,
yaitu defisiensi selenium dan kelebihan (overload) tiosianat.
(c)
Kretin tipe campuran
Gambaran kliniknya
adalah gabungan dari ke dua tipe di atas, yaitu adanya retardasi mental,
gangguan neuromotorik yang jelas, disertai tanda-tanda hipotiroidi klinik.
Delong dalam studi di China mendeskripsi variasi temuan kliniknya menjadi 5
bentuk sindroma yaitu tipe tipikal (khas), postur talamik, autistik, serebeler,
dan hipotonik. Tipe-tipe ini menggambarkan onset yang berbeda-beda dari
defisiensi I selama kehamilan, serta berat ringannya defisiensi yang terjadi.
2. Hipotiroidisme
Gangguan regulasi termal:hipotermia, sianosis perifer,
ekstremitas dingin Gangguan gastrointestinal:gangguan makan, distensi abdomen, muntah,
konstipasi. Gangguan neuromuskuler: hipotonia, letargi. Keterlambatan maturasi
skeletal: fontanela dan sutura kranialis lebar, epifisis femoral distal tak
tampak. Keterlambatan maturasi biokimiawi:ikterus. Setelah bayi berusia 3 bulan
mulai tampak gambaran-gambaran kretin sporadik klasik. Suara tangisnya berat
(nada rendah) dan parau, lidah membesar, hipoplasia hidung / nasoorbital, kulit
kasar, kering dan dingin, hernia umbilikalis. Refleks tendon menurun,dan
terlambat mencapai perkembangan sesuai umur yang diharapkan. Setelah umur 6
bulan, anak tampak '‘bodoh'’ karena retardasi mental. Pada kurun usia
berikutnya, disamping pertumbuhan tinggi badan yang sangat terganggu (cebol),
juga terdapat gangguan neurologik, khususnya berupa tanda-tanda disfungsi
serebeler. Misalnya timbul gangguan keseimbangan, tremor, past-pointing.
disdiadokokinesis, dan disartri. Hal ini bisa
dimengerti mengingat perkembangan serebelum terjadi sejak awal trimester ke 3
kehamilan sampai masa postnatal, di mana pada saat itu hormon tiroid janin
gagal disekresi, padahal seharusnya sudah maksimal berfungsi sebab kontribusi
hormon tiroid ibu sudah berkurang atau bahkan pada masa postnatal, tidak ada
lagi.
3. Kretin Sub-klinik
Kretin subklinik bisa dipandang sebagai bentuk ringan
dari kretinisme endemik tipe nervosa, karena adanya defisiensi mental serta gangguan
neuromotorik, walaupun dalam derajat yang lebih ringan. Dengan mempelajari
aspek klinik kretin endemik yang tidak berwujud gambaran klinik tunggal
(nervosa,miksedematosa, dan campuran), maka bisa dimengerti kalau bentuk yang
ringan (subtle) mempunyai gambaran klinik yang samar, dan cenderung tidak khas.
Wangetal mengajukan 4 kriteria, yaitu retardasi mental subklinik (IQ 50-70),
defek psikomotor ringan, gangguan pendengaran subklinik, perkembangan, fisik
(tinggi badan) agak kurang, dan hipotiroidi kimiawi.
2.6
Manifestasi Klinis
a.
Gangguan perkembangan fisik (cebol)Bibir tebal
b.
Lidah tebal
c.
Bicara terbata-bata
d.
Jarak antara kedua mata lebih besar
e.
Kulit kasar dan kering
f.
Warna kulit agak kekuningan dan pucat
g.
Kepala besar
h.
Muka bulat (moon face)
i.
Pertumbuhan tulang terlambat
j.
Hidung besar dan pesek
k.
Tumbuh gigi terlambat
l.
Pertumbuah fisik
lambat, seperti TB, BB.
m.
Nafsu makan bertambah tetapi BB berkurang.
n.
Menurunnya kematangan hormone gonad.
o.
Postur tubuh tidak proporsional.
p.
Wajah lebam.
q.
Hidung, bibir, dan lidah lebar.
r.
Ekor mata tidak sejajar dengan telinga.
s.
Rambut kepala kasar dan rapuh.
t.
Biasanya terjadi penurunan IQ.
u.
Susah konsentrasi.
v.
Gangguan system indra.
2.7 Pemeriksaan Diagnostik
1.
Laboratorium
Pemeriksaan
darah yang mengukur kadar hormon tiroid (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan dapat
mendiagnosis kondisi dan lokasi masalah kelenjar tiroid. Pemeriksaan untuk
mengetahui fungsi tiroid biasanya menunjukkan kadar T4 rendah dan TSH tinggi.
2. USG atau CT Scan
Tiroid menunjukkan ada tidaknya
goiter
3. X – foto tengkorak
Menunjukkan kerusakan hipotalamus
atau hipofisis anterior
2.8 Penatalaksanaan
Terapi yang paling baik untuk
kretinisme adalah pencegahan. Pencegahan dapat dilakukan dengan :
1.
Pemberian makanan yang adekuat
dengan cukup kalori dan protein
2.
Mengkonsumsi makanan yang diberi
garam beryodium atau pemberian suplemen yodium untuk merangsang produksi
hormon.
3.
Kecukupan kebutuhan vitamin dan
mineral
2.9 Komplikasi
Koma miksedema
Koma
miksedema adalah situasi yang mengancam nyawa yang ditandai oleh eksaserbasi
(perburukan) semua gejala hipotiroidisme termasuk hipotermi tanpa menggigil,
hipotensi, hipoglikemia, hipoventilasi, dan penurunan kesadaran hingga koma.
Dalam keadaan darurat (misalnya koma miksedema), hormon tiroid bisa diberikan
secara intravena.
2.10
Asuhan
Keperawatan
A.
Pengkajian
1.
Biodata
Nama : Xaxa
Nomor
register :
82013
Jenis
kelamin : Laki-laki
Umur : 8tahun
Agama : Islam
Pendidikan : Sekolah Dasar (SD)
Pekerjaan : Pelajar
Suku
bangsa : Jawa
Alamat :
Jl.Merpati No. 65 RT 5/10 Jakarta Selatan 12345
Diagnosa
medis : Kretinisme
2.
Keluhan utama
a. Riwayat Penyakit
Seperti adanya factor
resiko potensi penyakit yang lain, seperti tumor, kanker, osteoporosis,dll.
b. Riwayat Trauma Kepala
Adakah penyakit atau
trauma pada kepala yang pernah diderita pasien, serta riwayat adanya terkena
radiasi
c. Sejak Kapan Keluhan dirasakan
Dampak defisiensi GH
mulai tampak pada masa balita sedangkan defisiensi gonadotropin nyata pada masa
pra remaja
d. Kaji adanya keluhan yang terjadi sejak lahir
Misalnya apakah
orangtua pernah membandingkan pertumbuhan fisik anaknya dengan anak-anak
sebayanya yang normal
e. Kaji TTV dasar
Untuk perbandingan
dengan hasil pemeriksaan yang akan datang
f. Kaji pertumbuhan pasien
Timbang dan ukur berat
badan(BB) klien saat lahir serta bandingkan pertumbuhan tersebut dengan standar
g. Keluhan utama klien
-
Pertumbuhan
lambat
-
Ukuran otot
dan tulang kecil
-
Tanda-tanda
sex sekunder tidak berkembang
h. Amati bentuk dan ukuran tubuh, dan juga pertumbuhan rambut
i. Palpasi kulit, pada wanita biasanya terdapat kulit yang
kering dan kasar
j. Kaji dampak perubahan fisik
Apakah klien sudah
mampu dalam memenuhi kebutuhan dasarnya sendiri
3. Faktor Resiko
Faktor resiko yang
mungkin muncul:
1. Hipotiroid yang berdampak pada kekurangan yodium
2. Kelainan hipofisis, missal adanya tumor
3. Konsumsi obat tertentu tanpa petunjuk tim medis ketika hamil
4. Konsumsi obat tertentuketika anak berusia <2tahun
5. Autoimun
6. Genetic
7. Gizi buruk
8. GDS yang menurun
9. Gaya hidup bias juga pada makanan yang tidak terkontrol
4. Anamnesis
Antenatal, Natal dan
Postnatal, adanya keterlambatan pertumbuhan dan maturasi dalam keluarga(pendek,
menarche), penyakit infeksi congenital, KMK (kecil Masa Kehamilan)
5. Pemeriksaan Fisik
a) Antropometri (TB,BB, Lingkaran Kepala, Lingkaran Dada,
Panjang Lengan, Panjang Kaki)
b) Ukur TB dan BB ayah, ibu dan saudara-saudaranya
c) Head to toe
d) Pemeriksaan Neurologis
e) Pemeriksaan Pendengaran
f) Tes IQ menggunakan teori perkembangan Denver
1.
DATA FOKUS
DATA SUBJEKTIF
|
DATA OBJEKTIF
|
Klien mengatakan:
1. Tinggi
badan tidak sesuai dengan teman-teman sebayanya (pendek).
2. Masalah
prestasi belajar yaitu dibawah rata-rata nilai kelas
3. IQ
anaknya dibawah nilai normal anak seusianya
4. Ibu
Klien mengatakan jarang mengkonsumsi garam beryodium sewaktu hamil.
5. Klien mengatakan susah berkonsentrasi
6. Orangtua klien mengatakan nafsu makan anaknya bertambah
tapi BB tidak bertambah
|
1. Anak
X usia 8tahun terlihat tinggi badan tidak sesuai dengan teman-teman sebayanya
(pendek)
2. Setelah
diperiksa kadar T3 & T4 anak dibawah nilai normal
3. Pengkajian
riwayat ibu hamil, ibu mengatakan jarang mengkonsumsi garam beryodium sewaktu
hamil
4. Ekor mata tidak sejajar dengan telinga
5. Hidung, bibir, dan lidah lebar.
6. Rambut kepala kasar dan rapuh.
7. Suara
parau.
8. Susah konsentrasi.
9. Kulit
kering dan keriput.
10. BB : 20 Kg
TB : 100 CM
11. TTV :
a. Td : 90/60 mmHg
b. T : 37,5 c
c. Nadi : 70x/menit
d. RR : 20x/ menit
|
2. ANALISA DATA
DATA
|
PROBLEM
|
ETIOLOGI
|
DS:
·
Orangtua klien mengatakan klien tidak mau bermain dengan teman sebayanya,
dan murung
·
Klien
mengatakan malu bermain dengan temannya
·
orangtua
klien mengatakan gangguan pertumbuhan pada anaknya
DO:
·
BB : 20 kg
TB : 100 cm
·
Tanda-tanda
vital :
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 70 x/menit
Suhu : 37,5 oC
RR : 20x/ menit
·
Klien terlihat
gelisah dan mengurung diri
·
Ukuran tubuh
klien terlihat tidak proporsional
|
Gangguan body image
|
perubahan penampilan
|
DS
:
·
klien mengaku mudah lelah
·
klien mengaku malas beraktivitas
DO:
·
klien tampak lemah
·
aktivitas klien
tampak terjadi penurunan
·
klien terlihat
dibantu saat beraktivitas
|
Gangguan mobilitas fisik
|
kelemahan sendi
|
DS
·
Orangtua klien
mengatakan anaknya jarang berbicara
DO
·
Lidah klien
terlihat lebih lebar
·
Suara klien parau
|
Gangguan wicara
|
disfungsi neurologis
|
DS
·
orangtua klien
mengatakan anaknya nafsu makan meningkat tetapi BB tidak bertambah
·
klien mengatakan
mual
DO
·
BB : 20 Kg
TB : 100 CM
·
TTV :
Td : 90/60 mmHg
T : 37,5 c
Nadi : 70x/menit
RR : 20x/ menit
·
Badan klien
terlihat tidak proporsional
|
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
|
Anoreksia
|
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
|
TANGGAL DITEMUKAN
|
TANGGAL TERATASI
|
1. Gangguan
body image b.d perubahan penampilan
2. Gangguan
mobilitas fisik b.d kelemahan sendi
3. Gangguan
wicara b.d disfungsi neurologis
4. Gangguan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia
|
Kamis,
13 MARET 2013
Jumat,
14 MARET 2013
Minggu,
16 MARET 2013
Senin,
17 MARET 2013
|
Sabtu,
15 Maret 2013
Minggu,
16 Maret 2013
Selasa,
18 Maret 2013
Rabu,
19 Maret 2013
|
4. INTERVENSI
NO DX
|
TUJUAN
DAN KRITERIA HASIL
|
INTERVENSI
|
1
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan :
1. Klien tidak murung dan mau bermain dengan teman
sebayanya.
2. Perasaan menerima kekurangan diri akan diterima oleh
klien.
|
Mandiri :
1. Dorong
klien untuk mengungkapkan rasa takut dan cemasnya menghadapi proses penyakit.
Rasional: Kondisi ini dapat
membantu untuk menyadari keadaan diri sejak dini.
2. Berikan
support yang sesuai.
Rasional: Hal ini dapat membantu
meningkatkan upaya menerima dirinya dan merasa dirinya dapat diterima orang lain
dikalangan sosial.
3. Dorong
klien untuk mandiri.
Rasional: Kemandirian
membantu meningkatkan harga diri.
4. Memodifikasi lingkungan sesuai dengan kondisi klien
Rasional: Memudahkan
aktivitas klien, dan meningkatkan rasa percaya karena diperhatikan.
|
2
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan :
1. Tidak
terjadi kontraktur sendi
2. Bertambahnya
kekuatan otot
3.
Klien
menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas
|
Mandiri
:
1. Anjurkan klien menggerakan ekstremitas setiap 2 jam
sekali.
Rasional: Gerakan
ekstremitas seacra teratur dan bertahap akan melemaskan sendi dan otot,
sehingga jika terjadi dislokasi sendi atau otot akan segera terdeteksi.
2. Anjurkan klien untuk banyak makan makanan yang
berkalsium tinggi.
Rasional: Kalsium
membantu menguatkan tulang.
3. Lakukan gerak pasif pada ekstrimitas yang sakit
Rasional:
Mempercepat proses penyembuhan agar ekstremitas dapat kembali pulih.
4. Anjurkan agar klien tidak kelelahan dan membatasi
aktifitas yang berat.
Rasional:
Kelelahan tulang dan otot akan memicu terjadinya resiko tinggi terkena
cedera.
5. Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk
latihan fisik klien
Rasional: Otot volunter akan kehilangan tonus dan kekuatannya
bila tidak dilatih untuk digerakkan.
|
3
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan :
1. Terciptanya suatu komunikasi
yang efektif dimana kebutuhan klien dapatterpenuhi
2. Klien dapat merespon komunikasi dari orang lain
|
Mandiri
1.
Berikan metode altrnatif komunikasi , misalnya gambar.
Rasional: klien akan tertarik
dengan gambar yang diberikan, dan akan merangsang komunikasi yang lebih
efektif.
2.
Antisipasi kebutuhan klien
saat komunikasi.
Rasional: klien akan merasa
diperhatikan saat kebutuhan komunikasinya terpenuhi.
3.
Bicara dengan klien dengan bahasa yang mudah dimengerti, dengan jawaban“ya” atau “tidak”
Rasional: Agar klien memahami
dan mengerti terhadap apa yang di tanyakan.
4.
Anjurkan kepada keluarga
klien untuk berkomunikasi setiap saat.
Rasional: Komunikasi yang
teru menerus akan meningkatkan rangsangan kepada klien untuk berkomukasi
lagi.
5.
Hargai kemampuan klien dalam berkomunikasi.
Rasional: dengan menghargai
klien, klien akan merasa diperhatikan dan lebih merasa percaya diri lagi.
6.
Kolaborasi latihan bicara dengan fisioterapis.
Rasional: Agar terjadi
kesinambungan yang terlatih antara otot mulut dan saraf otak sehingga
berjalan dengan baik.
|
4
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan :
1. Berat badan mengalami peningkatan
2.
Tidak adanya mual
|
Mandiri
1.
Pantau masukan makanan setiap
hari.
Rasional : Mengidentifikasi
kekuatan/defisiensi nutrisi.
2.
Dorong pasien untuk makan
diet tinggi kaya nutrien dengan masukan cairan adekuat. Dorong
penggunaan suplemen dan makan sering/lebih sedikit yang dibagi-bagi selama
sehari.
Rasional : Kebutuhan
jaringan metabolik ditingkatkan begitu juga cairan (untuk menghilangkan
produk sisa). Suplemen dapat memainkan peran penting dalam mempertahankan
masukan kalori dan protein adekuat.
3.
Kontrol faktor lingkungan
(misalnya bau kuat/tidak sedap atau kebisingan. Hindari terlalu manis, berlemak
atau makanan pedas.
Rasional : Dapat
mengidentifikasi respons mual/muntah.
4.
Dorong penggunaan teknik
relaksasi, visualisasi, bimbingan imajinasi latihan sedang sebelum makan.
Rasional : Dapat mencegah
awitan atau menurunkan beratnya mual, penurunan anoreksia, dan memungkinkan
pasien meningkatkan masukan oral.
5.
Dorong komunikasi terbuka
mengenai masalah anoreksia.
Rasional : Sering sebagai
sumber distress emosi, khususnya untuk orang terdekat yang menginginkan untuk
memberi makan pasien dengan sering. Bila pasien menolak, orang terdekat dapat
merasakan ditolak/frustasi.
|
5. IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN
Hari/ Tanggal
|
No.DX
|
Implementasi dan
Hasil
|
Paraf
|
1
|
1.
mendorong
klien untuk mengungkapkan rasa takut dan cemasnya menghadapi proses penyakit.
2.
memberikan
support yang sesuai
3.
mendorong klien untuk
mandiri
4.
Memodifikasi
lingkungan sesuai dengan kondisi klien
|
||
2
|
2. menganjurkan
klien untuk banyak makan makanan yang berkalsium tinggi.
3. melakukan
gerak pasif pada ekstrimitas yang sakit
4. menganjurkan
agar klien tidak kelelahan dan membatasi aktifitas yang berat
5. berkolaborasi
dengan ahli fisioterapi untuk latihan fisik klien
|
||
3
|
1. memberikan metode altrnatif
komunikasi ,
misalnya gambar.
2. mengantisipasi kebutuhan klien
saat komunikasi.
3. Berbicara dengan klien
dengan bahasa yang
mudah dimengerti, dengan jawaban“ya” atau “tidak”
4. menganjurkan kepada keluarga
klien untuk berkomunikasi setiap saat.
5. menghargai kemampuan klien
dalam berkomunikasi.
6.
berKolaborasi latihan bicara dengan fisioterapis.
|
||
4
|
1. mendorong komunikasi terbuka mengenai masalah
anoreksia.
2. mendorong penggunaan teknik relaksasi, visualisasi,
bimbingan imajinasi latihan sedang sebelum makan.
3. mengontrol faktor lingkungan (misalnya bau kuat/tidak
sedap atau kebisingan. Hindari terlalu manis, berlemak atau makanan pedas.
4. mendorong pasien untuk makan diet tinggi kaya nutrien
dengan masukan cairan adekuat. Dorong penggunaan suplemen dan makan
sering/lebih sedikit yang dibagi-bagi selama sehari
5. memantau masukan makanan setiap hari.
|
6. EVALUASI
Hari / Tanggal
|
No. DX
|
Evaluasi
|
Paraf
|
Sabtu,
15 maret 2013
|
1
|
S : orangtua klien mengatakan anaknya sudah tidak murung lagi dan sudah mau
bermain dengan teman-temannya
O :
·
klien terlihat sudah percaya
diri
·
Klien terlihat sudah menerima
keadaan dirinya
·
Klien terlihat sudah mau
bermain dengan teman-temannya
A : masalah
gangguan body image sudah teratasi
P : intervensi dihentikan
|
|
Minggu,
16 maret 2013
|
2
|
S : klien
mengatakan mampu melaksanakan aktivitas fisik sesuai dengan
kemampuannya.
O :
·
Klien sudah dapat melakukan
aktivitas secara mandiri
A : masalah
gangguan mobilitas fisik sudah teratasi
P : intervensi dihentikan
|
|
Selasa,
18 maret 2013
|
3
|
S : orangtua klien mengatakan
anaknya sudah mampu berkomunikasi
O :
·
Klien mampu menggunakan
teknik non verbal
·
Klien sudah mampu
berkomunikasi
A : masalah gangguan wicara
sudah teratasi
P : intervensi dihentikan
|
|
Rabu,
19 maret 2013
|
4
|
S :klien mengatakan sudah tidak
mual
O :
·
Muntah (-)
·
BB bertambah
A : masalah gangguan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh sudah teratasi
P : intervensi dihentikan
|
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1.
Gigantisme adalah kondisi seseorang yang kelebihan pertumbuhan, dengan tinggi
dan besar yang diatas normal. Gigantisme disebabkan oleh kelebihan jumlah
hormon pertumbuhan.
2. Ciri utama gigantisme adalah perawakan yang tinggi hingga mencapai 2 meter atau lebih dengan proporsi tubuh yang normal.
3. Kretinisme adalah suatu kelainan hormonal pada anak-anak. Ini terjadi akibat kurangnya hormon tiroid. Penderita kelainan ini mengalami kelambatan dalam perkembangan fisik maupun mentalnya. Kretinisme dapat diderita sejak lahir atau pada awal masa kanak-kanak.
4. Kretinisme yaitu perawakan pendek akibat kurangnya hormone tiroid dalam tubuh. Hormone tiroid diproduksi oleh kelenjar tiroid (gondok) terutama sel folikel tiroid. Penyebab paling sering dari kekurangan hormone tiroid adalah akibat kurangnya bahan baku pembuat.
5. Cirin kretinisme antara lain bentuk tubuhnya pendek dengan proporsi yang tak normal. Ciri lainnya adalah lidahnya besar dan lebar, pangkal hidungnya datar, rambutnya kasar dan kering, kulitnya kusam, serta otot-ototnya lembek. Anak-anak penderita kretin ini biasanya mengalami gangguan pencernaan, pendengaran, dan kemampuan berbicara.
6. Terlepas dari postur tubuh yang cebol ataupun raksasa, mereka dapat berfungsi dan memiliki keturunan layaknya manusia pada umumnya kecuali pada kretinisme dengan retardasi mental yang kurang dapat berfungsi normal.
2. Ciri utama gigantisme adalah perawakan yang tinggi hingga mencapai 2 meter atau lebih dengan proporsi tubuh yang normal.
3. Kretinisme adalah suatu kelainan hormonal pada anak-anak. Ini terjadi akibat kurangnya hormon tiroid. Penderita kelainan ini mengalami kelambatan dalam perkembangan fisik maupun mentalnya. Kretinisme dapat diderita sejak lahir atau pada awal masa kanak-kanak.
4. Kretinisme yaitu perawakan pendek akibat kurangnya hormone tiroid dalam tubuh. Hormone tiroid diproduksi oleh kelenjar tiroid (gondok) terutama sel folikel tiroid. Penyebab paling sering dari kekurangan hormone tiroid adalah akibat kurangnya bahan baku pembuat.
5. Cirin kretinisme antara lain bentuk tubuhnya pendek dengan proporsi yang tak normal. Ciri lainnya adalah lidahnya besar dan lebar, pangkal hidungnya datar, rambutnya kasar dan kering, kulitnya kusam, serta otot-ototnya lembek. Anak-anak penderita kretin ini biasanya mengalami gangguan pencernaan, pendengaran, dan kemampuan berbicara.
6. Terlepas dari postur tubuh yang cebol ataupun raksasa, mereka dapat berfungsi dan memiliki keturunan layaknya manusia pada umumnya kecuali pada kretinisme dengan retardasi mental yang kurang dapat berfungsi normal.
Price, Sylvia A. dan Lorraine M. Wilson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC.
http://psikologi-artikel.blogspot.com/2009/09/kretinisme.htlm
Best Emperor Casino for Real Money | Shootercasino
BalasHapusBest 인카지노 Emperor Casino for Real Money · Best Emperor Casino For Fun · Casino Slot Machines · Play Slots Online · Roulette & 제왕카지노 Casino Games · Roulette 메리트 카지노 쿠폰 · Live Casino