Jumat, 18 Oktober 2013

KREATINISME



KRETINISME








RIZKA NURDIANI SINTAN
1110711011






PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA
2012-2013






KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul KRETINISME” tepat pada waktunya.
            Penulisan makalah ini merupakan penugasan dari mata kuliah blok Sistem Endokrin. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan sarannya dalam pembuatan makalah ini dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dan membantu dalam pembuatan makalah ini, serta rekan-rekan lain yang membantu pembuatan makalah ini.
            Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna memberikan sifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna mengingat penulis masih tahap belajar dan oleh karna itu mohon maaf apabila masih banyak kesalahan dan kekurangan di dalam penulisan makalah ini.


Jakarta,    Oktober 2013

Penyusun          







BAB I
PENDAHULUAN

1.1           Latar Belakang

Kreatnisme merupakan suatu kondisi akibat hipotiroidisme ekstrem yang diderita selama kegidupan janin, bayi, atau kanak-kanak dan terutama ditandai dengan agalnya pertumbuhan tubuh anak tersebut dan retardasi mental. Kreatisme disebabkan oleh ganggan pertumbuhan kelenjar tiroid secara kongenital ( kreatinisme kongenital ), karena kelenjar tiroid gagal memproduksi hormon tiroid akibat defisiensi genetik pada kelenjar, atau karena kurangnya yodium pada diet ( kreatinisme endemik )    

1.2    Tujuan Penulisan
          a. Tujuan Umum
Tujuan dalam pembuatan makalah ini secara umum adalah untuk membantu mahasiswa dalam mempelajari tentang anatomi dan fisiologi sistem endokrin dan asuhan keperawatan dengan pasien Kretinisme.
          b. Tujuan Khusus
                Supaya mahasiswa mengetahui pengertian, penyebabnya, manifestasi klinis dll. Serta asuhan keperawatannya.

1.3    Metode Penulisan

            Dalam penyusunan makalah ini penulis menggunakan metedologi penulisan berdasarkan:
a.       Mengumpulkan dari litelatur buku dan internet
b.      Berdiskusi dengan teman kelompok dan teman beda kelompok

1.4  Sistematika Penulisan
BAB I                         PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
2.      Tujuan Penulisan
3.      Metode Penulisan
4.      Sistematika Penulisan
BAB II            PEMBAHASAN
BAB III          PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA







BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Anatomi dan Fisiologi


A.           ANATOMI FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN
Kelenjar endokrin atau kelenjar buntu adalah kelenjar yang mengirim hasil sekresinya langsung ke dalam darah yang beredar dalam jaringan dan menyekresi zat kimia yang disebut hormon. Hormon adalah zat yang dilepaskan ke dalam aliran darah dari suatu kelenjar atau organ yang mempengaruhi kegiatan di dalam sel.
Adapun fungsi kelenjar endokrin adalah sebagai berikut :
1)      Menghasilkan hormon yang dialirkan kedalam darah yang yang diperlukan oleh jaringan tubuh tertentu.
2)      Mengontrol aktivitas kelenjar tubuh
3)      Merangsang aktivitas kelenjar tubuh
4)      Merangsang pertumbuhan jaringan    
5)      Mengatur metabolisme, oksidasi, meningkatkan absorbsi glukosa pada usus halus
6)      Memengaruhi metabolisme lemak, protein, hidrat arang, vitamin, mineral, dan air.
Kelenjar tanpa saluran atau kelenjar buntu digolongkan bersama dibawah nama organ endokrin, sebab sekresi yang dibuat tidak meninggalkan kelenjarnya melalui satu saluran, tetapi langsung masuk ke dalam darah yang beredar didalam jaringan kelenjar. Kata ‘’endokrin’’ berasal dari bahasa yunani yang berarti ‘’ sekresi ke dalam’’, zat aktif utama dari sekresi interna disebut hormon, dari kata yunani yang berarti merangsang. Beberapa organ endokrin yang menghasilkan suatu hormon tunggal, sedangkan yang lain menghasilkan dua atau beberapa jenis hormon, misalnya klenjar hipofisis menghasilkan beberapa jenis hormon yang mengendalikan kegiatan banyak organ lain: karnaitulah kelenjar hipofisis dilukiskan sebagai ‘’kelenjar pimpinan tubuh’’.
1.      Beberapa organ endokrin:
2.      Kelenjar hipofisis, lobus anterior dan posterior
3.      Kelenjar tiroid dan paratiroid
4.      Kelenjar suprarenal ,korteks dan medula.
5.      Kelenjar timus dan barangkali juga badan pineal.
Pembentukan sekresi interna adalah suatu fungsi penting, juga pada organ dan kelenjar lain, seperti insulin dari kepulauan Langerhans di dalam pankreas, gastrin didalam lambung, ustrogen dan progresteron di dalam ovarium, dan testoteron di dalam testis.
Pengetahuan tentang fungsi  kelenjar-kelenjar didapati dengan mempelajari efek dari penyakit yang ada didalamnya dan hal ini biasanya dapat diterangkan sebagai akibat produksi terlalu banyak atau terlalu sedikit hormon yang diperlukan.
a.      Hipotalamus
Hipotalamus terletak tepat dibawah talamus dean dibatasi oleh sulkus hipotalamus. Hipotalamus berlokasi didasar diensepalon dan sebagian dinding lateral ventrikel III. Hipotalamus meluas kebawah sebagai kelenjar hipofiseyng teletak didalam sela tusika os sfenoid.
Fungsi utamanya , antara lain:
Ø  Pusat integrasi susunan saraf otonom
a)      Regulasi temperatur
b)      Keseimbangan cairan dan elektrolit
c)      Integrasi siklus bangun tidur
d)     Mengontrol intake makanan
e)      Respon tingkah laku terhadap emosi
f)       Pengaturan/ pengontrolan endokrin
g)      Respon seksual
b.      Kelenjar Hipofisis
Kelenjar hipofisis terletak didasar tengkorak, didalam fosa hipofisis tulang sfenoid. Kelenjar itu terdiri atas dua lobus, yaitu anterior dan posterior , dan bagian diantara kedua lobus adalah pars intermedia. Untuk memudahkan mempelajari fungsinya maka dipandang dua bagian, yaitu lobus anterior dan posterior.
Lobus aterior kelenjar hipofisis menghasilkan sejumlah hormon yang bekerja sebagai zat pengendali produksi sekresi dari semua organ endokrin lain.
a.       Hormon pertumbuhan (hormon somatotropik) mengendalikan pertumbuhan tubuh.
b.      Hormon tirotropik mengendalikan kegiatan kelenjar tiroid dalam menghasilkan tiroksin.
c.       Hormon adrenokortikotropik (ACTH) mengendalikan kegiatan kelenjar suprarenal dalam menghasilkan kortisol yang berasal dari korteks kelenjar suprarenal ini.
d.      Hormon gonadotropik
e.       Hormon perangsang polikel, (follicle –stimulating hormon-FSH) merangsang perkembangan folikel graaff didalam ovarium dan pembentukan spermatozoa didalam testis.
f.       Luteinising  hormon (LH) atau interstitial-cell-stimulating-hormon (ICSH) mengendalikan sekresi estrogen dan progresteron didalam ovarium dan testosteron didalam testis.
g.      Hormon ke tiga dari hormon gonagotropik ini adalah leteotropin atau rolaktin, mengendalikan sekresi air susu dan mempertahankan adanya korpus luteum selama hamil.
Lobus posterior kelenjar hipofisis mengeluarkan sekret dua jenis hormon : hormon antidiuretik (ADH) mengatur jumlah air yang melalui ginjal,sedangkan hormon oksitosik merangsang kontraksi uterus sewaktu melahirkan bayi dan mengeluarkan asi sewaktu menyusui.
c.       Kelenjar Tiroid 
Kelenjar tiroid terdiri atas dua buah lobus Yang teletak disebelah kanan dan kiri trakea, dan ikat bersanma oleh secarik jaringan tiroid yang disebut ismus tiroid dan melintasi trakea disebelah depannya.
Struktur kelenjar tiroid terdiri atas sejumlah besar vesikel yang dibatasi epitelium silinder, mendapat persediaan darah berlimpah, dan yang disatukan jaringan ikat. Sel itu mengeluarkan sekret cairan yang bersifat lekat yaitu koloida tiroid, yang mengandung zat senyawa yodium; zat aktif yang utama dari senyawa yodium ini ialah hormon tiroxin. Sekret ini mengisi vesikel dan dari sini berjalan ke aliran darah baik langsung maupun melalui saluran limpe.
Fungsi. Sekresi tiroid diatur sebuah hormon dari lobus anterior kelenjar hipopisis yaitu hormon tirotropik. Fungsi kelenjar tiroid sangat erat bertalian dengan kegiatan metabolik dalam hal pengaturan susunan kimia dalam jaringan, bekerja sebagai perangsang proses oksidasi, mengatur penggunaan oksigen, dan dengan sendirinya mengatur pengeluaran karbondioksida.
Hiposekresi (hipotiroidisma). Bila kelenjar tiroid kuramh mengeluarkan sekret pada waktu bayi maka mengakibatkan suatu keadaan yang dikenal sebagai kreatinisme, berupa hambatan pertumbuhan mental dan fisik. Pada orang dewasa, kekurangan sekresi mengakibatkan mixsudema; proses metabolik mundur dan dapat kecenderungan untuk bertambah berat, gerakannya lamban,cara berpikir dan berbicara lamban, kulit menjadi tebal dan kering, serta rambut rontok dan menjdi jarang. Suhunbadan dibawah normal dan denyut nadi perlahan.
Hipersekresi. Pada pembesaran kelenjar dan penambahan sekresi yang disebut hipertiroidisma, semua simtomnya kabilikan dari mixsudema. Kecepatan metabolisme naik dan suhu tubuh dapat lebih tinggi dari normal. Pasien turun beratnya, gelisah dan mudah marah, kecepatan denyut nadi naik, kardiac output bertambah dan simtom kardio vaskuler mencangkup vibrilasi atrium dan kegagalan jantung.
Pada keadaan yang dikenal sebagai penyakit Grave atau gondok eksoftalmus, tampak mata menonjol ke luar. Efek ini disebabkan terlampau aktifnya hormon tiroid. Adakalanya tidak hilang dengan pengobatan.
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon-hormon sbb :
1)      Tri-iodo-tironin(T3) dan Tiroksin (T4), berguna untuk merangsang metabolisme zat, katabolisme protein, dan lemak. Juga meningkatkan produksi panas merangsang sekresi hormon pertumbuhan, dan mempengaruhi perkembangan sel-sel saraf dan mental pada balita dan janin. Kedua hormon ini biasa disebut dangan satu nama,yaitu hormon tiroid.
2)       Kalsitonin : menurunkan kadar kalsium plasma, denagn meningkatkan jumlah penumpukan kalsium pada tulang.

d.      Kelenjar Paratiroid
Di setiap sisi kelenjar tiroid terdapat 2 kelenjar kecil yaitu kelenjar paratiroid, didalam leher. Sekresi paratiroid yaitu hormon paratiroid, mengatur metabolisme zat kapur dan mengendalikan jumlah zat kapur didalam darah dan tulang.
Fungsi kelenjar paratiroid :
1)      Memelihara konsentrasi ion kalsium yang tetap dalam plasma
2)      Mengontrol ekskresi kalsium dan fosfat melalui ginjal
3)      Mempercepat absorbsi kalsium di intestin
4)      Kalsium berkurang, hormon para tiroid menstimulasi reabsorpsi tulang sehingga menambah kalsium dalam darah
5)      Menstimulasi dan mentransport kalsium dan fosfat melalui membran sel
Kelenjar ini menghasilkan hormon yang sring disebut parathormon, yang berfungsi meningkatkan resorpsi tulang, meningkatkan reorpsi kalsium, dan menurunkan kadar kalsium darah.
Hipoparatiroidisma, yaitu kekurangan kalsium dalam isi darah atau hipoklasemia, mengakibatkan keadaan yang disebut tetani, dengan gejala khas kejang dan konvulsi, khususnya pada tangan dan kaki yang disebut karpopedal spasmus; simtom-simtom ini dapat cepat diringankan dengan pemberiaan kalsium.
Hiperparatiroidisma atau over-aktivitas kelenjar, biasanya ada sangkutpautnya dengan pembesaran (tumor) kelenjar. Keseimbangan distribusi kalsium terganggu, kalsium dikeluarkan kembali dari tulang dan dimasukan kembali kedalam serum darah, dengan akibat terjadinya penyakit tulang dengan tanda-tanda khas beberapa bagian keropos, yang dikenal sebagai osteitis vibrosa sistik, karena terbentuk kista pada tulang. Kalsiumnya diendapkan didalam ginjal dan dapat menyebabkan batu ginjal dan kegaglan ginjal.
e.       Kelenjar Timus
Kelenjar timus terletak didalam thorak, kira-kira pada ketinggian bifurkasi trakea. Warnanya kemerah-merahan dan terdiri atas dua lobus. Pada bayi yang baru lahir sangat kecil dan beratnya kira-kira 10gr atau lebih sedikit. Ukurannya bertambah, pada masa remaja beratnya dari 30 sampai 40gr, dan kemudian mengerut lagi. Fungsinya belum diketahui, tetapi diperkirakan ada hubungannya dengan produksi antibodi.
f.       Kelenjar Adrenal
`kelenjar adrenal atau kelenjar suprarenalis terletak diatas kutub sebelah atas setiap ginjalnya. Krlrnjar adrenal terdiri atas bagian luar yang berwarna kekuning- kuningan yang disebut korteks dan yang menghasilkan kortisol (hidrokortisol), dengan rumus yang mendekati kortisol, dan atas bagian medula disebelah dalam yang menghasilkan adrenalin (epifirin) dan noradrenalin (nerepifirin).
Zat-zat tadi disekresikan dibawah pengendalian sistem persyarafansimpatis. Swkresinya bertambah,dalam keadaan emosi,seperti marah dan takut, serta dalam keadaaan asfiksia dan kelaparan. Pengeluaran yang bertambah itu menaikan tekanan darah guna melewan syok yang disebabkan kegentingan ini. Noradrenalin menaikan tekanan darah dengan jalan merangsang serabut otot didalam dinding pembulu darah untuk berkontraksi. Adrenalin membantu metabolisme kharbohidrat dengan jalan menambah pengeluaran glukosa dari hati. Beberapa hormon terpenting yang disekresikan korteks adrenal adalah hidrokrtison,aldosteron, dan koltikosteron, yang semuanya bertalian erat dengan metabolisme pertumbuhan , fungsi ginjal dan tonus otot. Semua fungsi ini menentulkan fungsi hidup. Pada insufisiansi adrenal ( penyakit addison) , pasien menjadi kurus dan tampak sakit dan makin lemah , terutama karena tidakn adanya hormon ini, sedangkan ginjal gagal menyimpan natrium, karena mengeluarkan natrium dalam jumlah terlampau besar. Penyakit ini diobati dengan kortison.


g.      Kelenjar pinealis
Berbentuk kecil merah seperti buah cemara dan terletak dekat korpus kolosum. Fungsinya belum terang. Kelenjar lai yang menghasilkan sekresi interna penting adalah pankreas dan kelenjar kelamin.
h.      Kelenjar Pankreas
Kelenjar ini terdapat di belakang lambung didepan vertebra lumbalis I dan II. Sebagai kelenjar eksokrin akan menghasilkan enzim-enzim pencernaan ke dalam lumen duodenum. Sedangkan Sebagai endokrin terdiri dari pulau-pulau Langerhans, menghasilkan hormon. Pulau langerhans berbntuk oval dan tersebar diseluruh pankreas. Fungsi pulau langerhans sebagai unit sekresi dalam pengeluaran homeostatik nutrisi, menghambat sekresi insulin, glikogen dan polipeptida. Pada manusia, mengandung 4 macam sel, yaitu :
1.      sel A (atau α) : menghasilkan glukagon
2.      sel B (atau β) : menghasilkan insulin
3.      sel D (atau γ) : menghasilkan somatostatin
4.      sel F (sgt kecil) : menghasilkan polipeptida pankreas
Hormon insulin berguna untuk menurunkan gula darah, menggunakan dan menyimpan karbohidrat. Glukagon berfungsi untuk menaikan glukosa darah dengan jalan glikolisis. Sedangkan somatostatin berguna menurunkan glukosa darah dengan melepaskan hormon pertumbuhan dan glukagon.
i.        Kelenjar Kelamin
Dibagi menjadi 2, yaitu kelamin pria ( testis ) dan kelamin wanita ( ovarium ). Testis terletak di skrotum dan menghasilkan hormon testosteron. Hormon ini berfungsi dalam mengatur perkembangan ciri seks sekunder, dan merangsang pertumbuhan organ kelamin pria.
Sedangkan ovarium terdapat pada samping kiri dan kanan uterus, yang menghasilkan esterogen dan progesteron. Fungsi estrogen adalah pematangan dan fungsi siklus haid yang normal. Sedangkan fungsi hormon progesteron adalah pemliharaan kehamilan         
         
2.2    Definisi
                   Kretinisme adalah suatu kelainan hormonal pada anak-anak yang terjadi     akibat kurangnya hormon tiroid . Penderita kelainan ini mengalami kelambatan            dalam perkembangan fisik maupun mental.
                        Kreitinisme adalah kurangnya kelenjar pituitary mensekresi HGH,   sehingga berdampak pada fisik anak- anak.
                        Kretinisme adalah suatu kelainan hormonal pada anak-anak. Ini terjadi        akibat kurangnya hormon tiroid. Penderita kelainan ini mengalami kelambatan             dalam perkembangan fisik maupun mentalnya. Kretinisme dapat diderita sejak          lahir atau pada awal masa kanak-kanak (Adrian, 2011).
                        Kretinisme yaitu perawakan pendek akibat kurangnya hormon tiroid           dalam tubuh (Qeeya, 2010).

2.3           Etiologi
a.    Kekurangan yodium
b.   Kekurangan hormon tiroid
c.    Pemakaian obat-obatan anti tiroid oleh ibu hamil (maternal)
d.   Tiroiditis hashimoto
e.    Sindroma-sindroma dengan salah satu gejala perawakan pendek misalnya sindroma truner
f.    Penyakit-penyakit kronis yang menyebabkan malnutrisi dalam perkembangan penyakitnya.
  factor di luar hormonal diatas yaitu :
a.    Sindrom Acushing
b.   Pseudihipoparatiroidisme
c.    Perawakan pendek konstitusional
d.   Perawakan pendek genetic
e.    Retardasi pertumbuhan dalam janin
f.    Sindroma-sindroma dengan salah satu gejala perawakan pendek misalnya sindroma turner dll.
g.   Penyakit-penyakit kronis yang menyebabkan malnutrisi dalam perkembangan penyakitnya.



2.4           Patofisiologi
          Kecepatan pertumbuhan tidak berlangsung secara kontinyu selama masa pertumbuhan, demikian juga faktor-faktor yang mendorong pertumbuhan. Pertumbuhan janin, tampaknya sebagian besar tidak bergantung pada control hormon, ukuran saat lahir terutama ditentukan oleh faktor genetik dan lingkungan. Faktor hormon mulai berperan penting dalam mengatur pertumbuhan setelah lahir. Faktor genetik dan nutrisi juga sangat mempengaruhi pertumbuhan pada masa ini.
          Kelenjar tiroid yang bekerja dibawah pengaruh kelenjar hipofisis, tempat diproduksinya hormon tireotropik. Hormone ini mengatur produksi hormone tiroid, yaitu tiroksin (T4) dan triiodo-tironin (T3). Kedua hormone tersebut dibentuk dari monoiodo-tirosin dan diiodo-tirosin. Untuk itu diperlukan dalam proses metabolic didalam badan, terutama dalam pemakaian oksigen. Selain itu juga merangsang sintesis protein dan mempengaruhi metabolisme karbohidrat, lemak dan vitamin. Hormon ini juga diperlukan untuk mengolah karoten menjadi vitamin A. Hormone tiroid esensial juga sangat penting untuk pertumbuhan tetapi ia sendiri tidak secara langsung bertanggung jawab menimbulkan efek hormone pertumbuhan. Hormone ini berperan permisif dalam mendorong pertumbuhan tulang, efek hormone pertumbuhna akan maksimum hanya apabila terdapat hormone tiroid dalam jumlah yang adekuat. Akibatnya, pada anak hipotiroid pertumbuhan akan terganggu, tetapi hipersekresi hormone tiroid tidak menyebabkan pertumbuhan berlebihan. Tiroksin mengandung banyak iodium. Kekurangan iodium dalam makanan dalam waktu panjang mengakibatkan pembesaran kelenjar gondok karena kelenjar ini harus bekerja keras untuk membentuk tiroksin. Kekurangan tiroksin menurunkan kecepatan metabolisme sehingga pertumbuhan lambat dan kecerdasan menurun. Bila ini terjadi pada anak-anak mengakibatkan kretinisme



2.5           Klasifikasi
Kretinisme ada bermacam-macam bentuk dan stadiumnya, seperti :
   1.    Kretin Endemik
                 Kretin ini pun terbagi dalam beberapa klasifikasi :
(a)    Kretin Tipe Nervosa
                  Gambaran yang tipikal dari kretin nervosa adalah sbb: Retardasi mental yang sangat berat: Gangguan pendengaran dan bisu-tuli. Sindroma paresis sistem piramidalis, khususnya tungkai bawah: hipertonia, klonus, refleks plantaris. Kadang-kadang disertai sindroma ekstrapiramidalis. Sikap berdiri dan cara berjalan khas, spastik dan ataksik. Pada kasus yang sangat berat bahkan tidak mampu berdiri.
(b)   Kretin tipe miksedematosa
                  Ciri-ciri klinik kretin tipe ini adalah: Retardasi mental, namun derajatnya lebih ringan dibanding kretin nervosa. Tanda-tanda hipotiroidi klinik: Tubuh sangat pendek (cebol), miksedema, kulit kering, rambut jarang, perkembangan seksual terlambat. Juga terdapat gangguan neurologik seperti spastisitas tungkai bawah, refleks plantaris, dan gangguan gaya berjalan. Kretin jenis ini banyak terdapat di Republik Demokrat Kongo (RDK) sebab di sana ada faktor lain yang mempengaruhi, yaitu defisiensi selenium dan kelebihan (overload) tiosianat.
(c)    Kretin tipe campuran       
                  Gambaran kliniknya adalah gabungan dari ke dua tipe di atas, yaitu adanya retardasi mental, gangguan neuromotorik yang jelas, disertai tanda-tanda hipotiroidi klinik. Delong dalam studi di China mendeskripsi variasi temuan kliniknya menjadi 5 bentuk sindroma yaitu tipe tipikal (khas), postur talamik, autistik, serebeler, dan hipotonik. Tipe-tipe ini menggambarkan onset yang berbeda-beda dari defisiensi I selama kehamilan, serta berat ringannya defisiensi yang terjadi.
   2.  Hipotiroidisme
Gangguan regulasi termal:hipotermia, sianosis perifer, ekstremitas dingin Gangguan gastrointestinal:gangguan makan, distensi abdomen, muntah, konstipasi. Gangguan neuromuskuler: hipotonia, letargi. Keterlambatan maturasi skeletal: fontanela dan sutura kranialis lebar, epifisis femoral distal tak tampak. Keterlambatan maturasi biokimiawi:ikterus. Setelah bayi berusia 3 bulan mulai tampak gambaran-gambaran kretin sporadik klasik. Suara tangisnya berat (nada rendah) dan parau, lidah membesar, hipoplasia hidung / nasoorbital, kulit kasar, kering dan dingin, hernia umbilikalis. Refleks tendon menurun,dan terlambat mencapai perkembangan sesuai umur yang diharapkan. Setelah umur 6 bulan, anak tampak '‘bodoh'’ karena retardasi mental. Pada kurun usia berikutnya, disamping pertumbuhan tinggi badan yang sangat terganggu (cebol), juga terdapat gangguan neurologik, khususnya berupa tanda-tanda disfungsi serebeler. Misalnya timbul gangguan keseimbangan, tremor, past-pointing.
disdiadokokinesis, dan disartri. Hal ini bisa dimengerti mengingat perkembangan serebelum terjadi sejak awal trimester ke 3 kehamilan sampai masa postnatal, di mana pada saat itu hormon tiroid janin gagal disekresi, padahal seharusnya sudah maksimal berfungsi sebab kontribusi hormon tiroid ibu sudah berkurang atau bahkan pada masa postnatal, tidak ada lagi.
   3.   Kretin Sub-klinik
Kretin subklinik bisa dipandang sebagai bentuk ringan dari kretinisme endemik tipe nervosa, karena adanya defisiensi mental serta gangguan neuromotorik, walaupun dalam derajat yang lebih ringan. Dengan mempelajari aspek klinik kretin endemik yang tidak berwujud gambaran klinik tunggal (nervosa,miksedematosa, dan campuran), maka bisa dimengerti kalau bentuk yang ringan (subtle) mempunyai gambaran klinik yang samar, dan cenderung tidak khas. Wangetal mengajukan 4 kriteria, yaitu retardasi mental subklinik (IQ 50-70), defek psikomotor ringan, gangguan pendengaran subklinik, perkembangan, fisik (tinggi badan) agak kurang, dan hipotiroidi kimiawi.

2.6           Manifestasi Klinis
a.     Gangguan perkembangan fisik (cebol)Bibir tebal
b.    Lidah tebal
c.     Bicara terbata-bata
d.    Jarak antara kedua mata lebih besar
e.     Kulit kasar dan kering
f.      Warna kulit agak kekuningan dan pucat
g.     Kepala besar
h.    Muka bulat (moon face)
i.       Pertumbuhan tulang terlambat
j.       Hidung besar  dan pesek
k.    Tumbuh gigi terlambat
l.       Pertumbuah  fisik lambat, seperti TB, BB.
m.  Nafsu makan bertambah tetapi BB berkurang.
n.    Menurunnya kematangan hormone gonad.
o.    Postur tubuh tidak proporsional.
p.    Wajah lebam.
q.    Hidung, bibir, dan lidah lebar.
r.      Ekor mata tidak sejajar dengan telinga.
s.      Rambut kepala kasar dan rapuh.
t.        Biasanya terjadi penurunan IQ.
u.    Susah konsentrasi.
v.    Gangguan system indra.

2.7    Pemeriksaan Diagnostik
1.      Laboratorium
                  Pemeriksaan darah yang mengukur kadar hormon tiroid (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan dapat mendiagnosis kondisi dan lokasi masalah kelenjar tiroid. Pemeriksaan untuk mengetahui fungsi tiroid biasanya menunjukkan kadar T4 rendah dan TSH tinggi.
2.      USG atau CT Scan
Tiroid menunjukkan ada tidaknya goiter
3.      X – foto tengkorak
Menunjukkan kerusakan hipotalamus atau hipofisis anterior

2.8    Penatalaksanaan
                   Terapi yang paling baik untuk kretinisme adalah pencegahan. Pencegahan dapat dilakukan dengan :
1.      Pemberian makanan yang adekuat dengan cukup kalori dan protein
2.      Mengkonsumsi makanan yang diberi garam beryodium atau pemberian suplemen yodium untuk merangsang produksi hormon.
3.      Kecukupan kebutuhan vitamin dan mineral
2.9    Komplikasi
Koma miksedema
            Koma miksedema adalah situasi yang mengancam nyawa yang ditandai oleh eksaserbasi (perburukan) semua gejala hipotiroidisme termasuk hipotermi tanpa menggigil, hipotensi, hipoglikemia, hipoventilasi, dan penurunan kesadaran hingga koma. Dalam keadaan darurat (misalnya koma miksedema), hormon tiroid bisa diberikan secara intravena.

2.10     Asuhan Keperawatan
A.    Pengkajian

1.         Biodata
Nama                                     : Xaxa
Nomor register                      : 82013
Jenis kelamin                        : Laki-laki
Umur                                      : 8tahun
Agama                                   : Islam
Pendidikan                            : Sekolah Dasar (SD)
Pekerjaan                              : Pelajar
Suku bangsa                        : Jawa
Alamat                                    : Jl.Merpati No. 65 RT 5/10 Jakarta Selatan 12345
Diagnosa medis                   : Kretinisme

2.      Keluhan utama
a.    Riwayat Penyakit
Seperti adanya factor resiko potensi penyakit yang lain, seperti tumor, kanker, osteoporosis,dll.
b.    Riwayat Trauma Kepala
Adakah penyakit atau trauma pada kepala yang pernah diderita pasien, serta riwayat adanya terkena radiasi
c.    Sejak Kapan Keluhan dirasakan
Dampak defisiensi GH mulai tampak pada masa balita sedangkan defisiensi gonadotropin nyata pada masa pra remaja
d.    Kaji adanya keluhan yang terjadi sejak lahir
Misalnya apakah orangtua pernah membandingkan pertumbuhan fisik anaknya dengan anak-anak sebayanya yang normal
e.    Kaji TTV dasar
Untuk perbandingan dengan hasil pemeriksaan yang akan datang
f.     Kaji pertumbuhan pasien
Timbang dan ukur berat badan(BB) klien saat lahir serta bandingkan pertumbuhan tersebut dengan standar
g.    Keluhan utama klien
-          Pertumbuhan lambat
-          Ukuran otot dan tulang kecil
-          Tanda-tanda sex sekunder tidak berkembang
h.    Amati bentuk dan ukuran tubuh, dan juga pertumbuhan rambut
i.      Palpasi kulit, pada wanita biasanya terdapat kulit yang kering dan kasar
j.      Kaji dampak perubahan fisik
Apakah klien sudah mampu dalam memenuhi kebutuhan dasarnya sendiri

3.      Faktor Resiko
Faktor resiko yang mungkin muncul:
1.    Hipotiroid yang berdampak pada kekurangan yodium
2.    Kelainan hipofisis, missal adanya tumor
3.    Konsumsi obat tertentu tanpa petunjuk tim medis ketika hamil
4.    Konsumsi obat tertentuketika anak berusia <2tahun
5.    Autoimun
6.    Genetic
7.    Gizi buruk
8.    GDS yang menurun
9.    Gaya hidup bias juga pada makanan yang tidak terkontrol


4.      Anamnesis
Antenatal, Natal dan Postnatal, adanya keterlambatan pertumbuhan dan maturasi dalam keluarga(pendek, menarche), penyakit infeksi congenital, KMK (kecil Masa Kehamilan)

5.      Pemeriksaan Fisik
a)    Antropometri (TB,BB, Lingkaran Kepala, Lingkaran Dada, Panjang Lengan, Panjang Kaki)
b)    Ukur TB dan BB ayah, ibu dan saudara-saudaranya
c)    Head to toe
d)    Pemeriksaan Neurologis
e)    Pemeriksaan Pendengaran
f)       Tes IQ menggunakan teori perkembangan Denver



1.      DATA FOKUS
DATA SUBJEKTIF
DATA OBJEKTIF
Klien mengatakan:
1.    Tinggi badan tidak sesuai dengan teman-teman sebayanya (pendek).
2.    Masalah prestasi belajar yaitu dibawah rata-rata nilai kelas
3.    IQ anaknya dibawah nilai normal anak seusianya
4.    Ibu Klien mengatakan jarang mengkonsumsi garam beryodium sewaktu hamil.
5.    Klien mengatakan susah berkonsentrasi
6.    Orangtua klien mengatakan nafsu makan anaknya bertambah tapi BB tidak bertambah
1.    Anak X usia 8tahun terlihat tinggi badan tidak sesuai dengan teman-teman sebayanya (pendek)
2.    Setelah diperiksa kadar T3 & T4 anak dibawah nilai normal
3.    Pengkajian riwayat ibu hamil, ibu mengatakan jarang mengkonsumsi garam beryodium sewaktu hamil
4.    Ekor mata tidak sejajar dengan telinga
5.    Hidung, bibir, dan lidah lebar.
6.    Rambut kepala kasar dan rapuh.
7.    Suara parau.
8.    Susah konsentrasi.
9.    Kulit kering dan keriput.
10. BB : 20 Kg
TB : 100 CM
11. TTV :
a.    Td : 90/60 mmHg
b.    T : 37,5 c
c.    Nadi : 70x/menit
d.    RR : 20x/ menit


2.    ANALISA DATA
DATA
PROBLEM
ETIOLOGI
DS:
·         Orangtua klien mengatakan klien tidak mau bermain dengan teman sebayanya, dan murung
·         Klien mengatakan malu bermain dengan temannya
·         orangtua klien mengatakan gangguan pertumbuhan pada anaknya
DO:
·      BB : 20 kg
TB : 100 cm
·      Tanda-tanda vital :
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 70 x/menit
Suhu : 37,5 oC
RR : 20x/ menit
·      Klien terlihat gelisah dan mengurung diri
·      Ukuran tubuh klien terlihat tidak proporsional

Gangguan body image

perubahan penampilan
DS :
·         klien mengaku mudah lelah
·         klien mengaku malas beraktivitas

DO:
·         klien tampak lemah
·         aktivitas klien tampak terjadi penurunan
·         klien terlihat dibantu saat beraktivitas
Gangguan mobilitas fisik

kelemahan sendi
DS
·         Orangtua klien mengatakan anaknya jarang berbicara
DO
·         Lidah klien terlihat lebih lebar
·         Suara klien parau
Gangguan wicara
disfungsi neurologis
DS
·         orangtua klien mengatakan anaknya nafsu makan meningkat tetapi BB tidak bertambah
·         klien mengatakan mual
DO
·         BB : 20 Kg
TB : 100 CM
·         TTV :
Td : 90/60 mmHg
T : 37,5 c
Nadi : 70x/menit
RR : 20x/ menit
·         Badan klien terlihat tidak proporsional
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Anoreksia

3.    DIAGNOSA KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TANGGAL DITEMUKAN
TANGGAL TERATASI
1.    Gangguan body image b.d perubahan penampilan
2.    Gangguan mobilitas fisik b.d kelemahan sendi
3.    Gangguan wicara b.d disfungsi neurologis
4.    Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia

Kamis,
13 MARET 2013

Jumat,
14 MARET 2013


Minggu,
16 MARET 2013

Senin,
17 MARET 2013


Sabtu,
15 Maret 2013

Minggu,
16 Maret 2013


Selasa,
18 Maret 2013

Rabu,
19 Maret 2013



4.    INTERVENSI
NO DX
TUJUAN DAN KRITERIA HASIL
INTERVENSI
1
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan :
1.  Klien tidak murung dan mau bermain dengan teman sebayanya.
2.  Perasaan menerima kekurangan diri akan diterima oleh klien.

Mandiri :
1.  Dorong klien untuk mengungkapkan rasa takut dan cemasnya menghadapi proses penyakit.
Rasional: Kondisi ini dapat membantu untuk menyadari keadaan diri sejak dini.
2.   Berikan support yang sesuai.
Rasional: Hal ini dapat membantu meningkatkan upaya menerima dirinya dan merasa dirinya dapat diterima orang lain dikalangan sosial.
3.  Dorong klien untuk mandiri.
Rasional: Kemandirian membantu meningkatkan harga diri.
4.  Memodifikasi lingkungan sesuai dengan kondisi klien
Rasional: Memudahkan aktivitas klien, dan meningkatkan rasa percaya karena diperhatikan.

2
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan :
1.     Tidak terjadi kontraktur sendi
2.    Bertambahnya kekuatan otot
3.       Klien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas
Mandiri :
1.  Anjurkan klien menggerakan ekstremitas setiap 2 jam sekali.
Rasional: Gerakan ekstremitas seacra teratur dan bertahap akan melemaskan sendi dan otot, sehingga jika terjadi dislokasi sendi atau otot akan segera terdeteksi.
2.  Anjurkan klien untuk banyak makan makanan yang berkalsium tinggi.
Rasional: Kalsium membantu menguatkan tulang.
3.   Lakukan gerak pasif pada ekstrimitas yang sakit
Rasional: Mempercepat proses penyembuhan agar ekstremitas dapat kembali pulih.
4.  Anjurkan agar klien tidak kelelahan dan membatasi aktifitas yang berat.
Rasional: Kelelahan tulang dan otot akan memicu terjadinya resiko tinggi terkena cedera.
5.   Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk latihan fisik klien
Rasional: Otot volunter akan kehilangan tonus dan kekuatannya bila tidak dilatih untuk digerakkan.

3
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan :
1.    Terciptanya suatu komunikasi yang efektif  dimana kebutuhan klien dapatterpenuhi
2.    Klien dapat merespon komunikasi dari orang lain
Mandiri
1.    Berikan metode altrnatif komunikasi , misalnya gambar.
Rasional: klien akan tertarik dengan gambar yang diberikan, dan akan merangsang komunikasi yang lebih efektif.
2.    Antisipasi kebutuhan klien saat komunikasi.
Rasional: klien akan merasa diperhatikan saat kebutuhan komunikasinya terpenuhi.
3.    Bicara dengan klien dengan bahasa yang mudah dimengerti, dengan jawabanya” atau “tidak
Rasional: Agar klien memahami dan mengerti terhadap apa yang di tanyakan.
4.    Anjurkan kepada keluarga klien untuk berkomunikasi setiap saat.
Rasional: Komunikasi yang teru menerus akan meningkatkan rangsangan kepada klien untuk berkomukasi lagi.
5.    Hargai kemampuan klien dalam berkomunikasi.
Rasional: dengan menghargai klien, klien akan merasa diperhatikan dan lebih merasa percaya diri lagi.
6.    Kolaborasi latihan bicara dengan fisioterapis.
Rasional: Agar terjadi kesinambungan yang terlatih antara otot mulut dan saraf otak sehingga berjalan dengan baik.

4
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan :
1.    Berat badan mengalami peningkatan
2.      Tidak adanya mual
Mandiri
1.    Pantau masukan makanan setiap hari.
Rasional : Mengidentifikasi kekuatan/defisiensi nutrisi.
2.    Dorong pasien untuk makan diet tinggi kaya nutrien dengan masukan cairan adekuat. Dorong penggunaan suplemen dan makan sering/lebih sedikit yang dibagi-bagi selama sehari.
Rasional : Kebutuhan jaringan metabolik ditingkatkan begitu juga cairan (untuk menghilangkan produk sisa). Suplemen dapat memainkan peran penting dalam mempertahankan masukan kalori dan protein adekuat.
3.    Kontrol faktor lingkungan (misalnya bau kuat/tidak sedap atau kebisingan. Hindari terlalu manis, berlemak atau makanan pedas.
Rasional : Dapat mengidentifikasi respons mual/muntah.
4.    Dorong penggunaan teknik relaksasi, visualisasi, bimbingan imajinasi latihan sedang sebelum makan.
Rasional : Dapat mencegah awitan atau menurunkan beratnya mual, penurunan anoreksia, dan memungkinkan pasien meningkatkan masukan oral.
5.    Dorong komunikasi terbuka mengenai masalah anoreksia.
Rasional : Sering sebagai sumber distress emosi, khususnya untuk orang terdekat yang menginginkan untuk memberi makan pasien dengan sering. Bila pasien menolak, orang terdekat dapat merasakan ditolak/frustasi.


5.    IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari/ Tanggal
No.DX
Implementasi dan Hasil
Paraf

1
1.      mendorong klien untuk mengungkapkan rasa takut dan cemasnya menghadapi proses penyakit.
2.      memberikan support yang sesuai
3.      mendorong klien untuk mandiri
4.      Memodifikasi lingkungan sesuai dengan kondisi klien



2
1.    menganjurkan klien menggerakan ekstremitas setiap 2 jam sekali.
2.    menganjurkan klien untuk banyak makan makanan yang berkalsium tinggi.
3.    melakukan gerak pasif pada ekstrimitas yang sakit
4.    menganjurkan agar klien tidak kelelahan dan membatasi aktifitas yang berat
5.    berkolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk latihan fisik klien


3
1.    memberikan metode altrnatif komunikasi , misalnya gambar.
2.    mengantisipasi kebutuhan klien saat komunikasi.
3.    Berbicara dengan klien dengan bahasa yang mudah dimengerti, dengan jawaban“ya” atau “tidak”
4.    menganjurkan kepada keluarga klien untuk berkomunikasi setiap saat.
5.    menghargai kemampuan klien dalam berkomunikasi.
6.    berKolaborasi latihan bicara dengan fisioterapis.


4
1.    mendorong komunikasi terbuka mengenai masalah anoreksia.
2.    mendorong penggunaan teknik relaksasi, visualisasi, bimbingan imajinasi latihan sedang sebelum makan.
3.    mengontrol faktor lingkungan (misalnya bau kuat/tidak sedap atau kebisingan. Hindari terlalu manis, berlemak atau makanan pedas.
4.    mendorong pasien untuk makan diet tinggi kaya nutrien dengan masukan cairan adekuat. Dorong penggunaan suplemen dan makan sering/lebih sedikit yang dibagi-bagi selama sehari
5.    memantau masukan makanan setiap hari.


6.    EVALUASI
Hari / Tanggal
No. DX
Evaluasi
Paraf

Sabtu,
15 maret 2013
1
S : orangtua klien mengatakan anaknya sudah tidak murung lagi dan sudah mau bermain dengan teman-temannya
O :
·         klien terlihat sudah percaya diri
·         Klien terlihat sudah menerima keadaan dirinya
·         Klien terlihat sudah mau bermain dengan teman-temannya
A : masalah gangguan body image sudah teratasi
P : intervensi dihentikan

Minggu,
16 maret 2013
2
S : klien mengatakan mampu melaksanakan aktivitas fisik sesuai dengan kemampuannya.
O :
·         Klien sudah dapat melakukan aktivitas secara mandiri
A : masalah gangguan mobilitas fisik sudah teratasi
P : intervensi dihentikan

Selasa,
18 maret 2013
3
S : orangtua klien mengatakan anaknya sudah mampu berkomunikasi
O :
·         Klien mampu menggunakan teknik non verbal
·         Klien sudah mampu berkomunikasi
A : masalah gangguan wicara sudah teratasi
P : intervensi dihentikan

Rabu,
19 maret 2013
4
S :klien mengatakan sudah tidak mual
O :
·         Muntah (-)
·         BB bertambah
A : masalah gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh sudah teratasi
P : intervensi dihentikan












BAB III
PENUTUP

3.1     Kesimpulan
                   

1. Gigantisme adalah kondisi seseorang yang kelebihan pertumbuhan, dengan tinggi dan besar yang diatas normal. Gigantisme disebabkan oleh kelebihan jumlah hormon pertumbuhan.
2. Ciri utama gigantisme adalah perawakan yang tinggi hingga mencapai 2 meter atau lebih dengan proporsi tubuh yang normal.
3. Kretinisme adalah suatu kelainan hormonal pada anak-anak. Ini terjadi akibat kurangnya hormon tiroid. Penderita kelainan ini mengalami kelambatan dalam perkembangan fisik maupun mentalnya. Kretinisme dapat diderita sejak lahir atau pada awal masa kanak-kanak.
4. Kretinisme yaitu perawakan pendek akibat kurangnya hormone tiroid dalam tubuh. Hormone tiroid diproduksi oleh kelenjar tiroid (gondok) terutama sel folikel tiroid. Penyebab paling sering dari kekurangan hormone tiroid adalah akibat kurangnya bahan baku pembuat.
5. Cirin kretinisme antara lain bentuk tubuhnya pendek dengan proporsi yang tak normal. Ciri lainnya adalah lidahnya besar dan lebar, pangkal hidungnya datar, rambutnya kasar dan kering, kulitnya kusam, serta otot-ototnya lembek. Anak-anak penderita kretin ini biasanya mengalami gangguan pencernaan, pendengaran, dan kemampuan berbicara.
6. Terlepas dari postur tubuh yang cebol ataupun raksasa, mereka dapat berfungsi dan memiliki keturunan layaknya manusia pada umumnya kecuali pada kretinisme dengan retardasi mental yang kurang dapat berfungsi normal.











DAFTAR PUSTAKA

Price, Sylvia A. dan Lorraine M. Wilson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC.
http://psikologi-artikel.blogspot.com/2009/09/kretinisme.htlm

















1 komentar:

  1. Best Emperor Casino for Real Money | Shootercasino
    Best 인카지노 Emperor Casino for Real Money · Best Emperor Casino For Fun · Casino Slot Machines · Play Slots Online · Roulette & 제왕카지노 Casino Games · Roulette 메리트 카지노 쿠폰 · Live Casino

    BalasHapus